Solo, Kota Seni dan Budaya yang Mengagumkan
Siapa
yang belum tahu Solo ? Solo yang terkenal dengan batiknya itu, atau dengan
Keraton Surakarta-nya, atau dengan bapak Jokowi yang akhir-akhir ini semakin
populer ? Pasti sudah banyak yang tahu, ya, tentang kota Solo atau Surakarta
yang terletak di Jawa Tengah ini.
Saya terlahir di kota Solo. Ibu saya yang membawa garis keturunan dari kota Solo. Saya pun kemudian tumbuh dan besar di kota itu, hingga lulus SMEA. Setelah itu, saya hidup di lain kota hingga sekarang. Meski saya telah hidup di lain kota lain propinsi, namun semua kenangan tentang Solo tak akan pernah saya lupakan, selalu saya rindukan. Memang tiap kota memberikan kenangan dan kesan yang berbeda-beda. Dan Solo, bagi saya kota itulah yang paling indah buat saya (namanya juga kota kelahiran. Lalu, apa saja yang membuat saya selalu rindu dengan kota Solo ? Ini dia beberapa kesan saya tentang Solo.
Jalanan Solo yang Asyik
Setiap
kali pulang kampung, rasa rindu itu
sedikit terobati, meski hanya satu atau dua hari di sana. Menjelajahi jalanan
kota Solo sudah cukup memutar kembali kenangan dan kesan yang indah. Jalanan di
Solo kebanyakan tidak cukup luas, namun semua kendaraan berjalan lancar, tak ada macet. Di jalan-jalan
utama, terkadang kendaraan berjalan padat merayap. Namun saya tak jenuh, karena
bangunan-bangunan di kanan-kiri
jalan yang tertata rapi, terkadang penuh artistik atau bahkan bernilai sejarah,
menjadi hiburan tersendiri bagi para pengendara.
Bila
malam hari tiba, jalan-jalan bertambah semarak dengan gemerlap lampu-lampu dan
bertambah ramai dengan hadirnya berbagai warung tenda atau lesehan di beberapa
pedestrian atau pinggir jalan. Dari kuliner khas Solo seperti timlo, tengkleng,
wedang ronde, hingga sate Madura-pun ada. Banyak juga warung HIK yang menyuguhkan sajian-sajian
khasnya. Di dalam warung HIK (yang merupakan singkatan dari Hidangan Istimewa
Kampung itu) tersedia nasi kucing, wedang jahe dengan ketel-ketel khasnya, dan
berbagai macam gorengan.
Tak
heran ada yang pernah mengatakan kalau Solo adalah "Texas-nya
Indonesia". Kota yang tak pernah tidur. Tak hanya para pedagang
makanan yang melek di
malam hari, para seniman musik pun kerapkali menghibur pengunjung di
warung-warung dengan “konser kecil” mereka.
Hasil
Seni dan Budaya-nya Unik
Solo
merupakan kota seni dan budaya, sehingga banyak karya seni dan budaya yang
tetap lestari hingga kini di kota ini. Karya seni dan budaya yang sekarang
paling populer adalah batik. Saya sangat suka batik. Dari kecil, saya sudah sangat dekat dengan batik, karena ibu
saya adalah seorang pembatik. Produk batik mulai dari baju, tas, sandal, hingga
jarit/selendang selalu terlihat menarik di mata saya.
Batik
sudah ada sejak dahulu di kota ini. Tak heran jika Solo identik dengan batik,
karena memang kota ini merupakan salah satu asal akar batik nusantara. Batik
pun semakin mendunia sejak dinobatkan sebagai salah satu warisan budaya dunia
asli Indonesia oleh UNESCO. Hingga pagelaran budaya yang mengangkat batik pun
kini rutin diselenggarakan tiap tahun di kota ini, yaitu pagelaran Solo Batik
Carnival (SBC).
Bila
Anda ke Solo, jangan lupa untuk membawa oleh-oleh batik, berupa baju atau
apapun. Karena di sini sangat banyak penjual produk batik dengan aneka model
dan pilihan motif khas Solo. Anda bisa berbelanja di Pasar Klewer, Pasar Grosir
Solo, atau bisa juga langsung ke kampung-kampung batik seperti Kampung Laweyan
dan Kampung Kauman. Bahkan di kampung-kampung batik ini, Anda bisa melihat
langsung proses pembuatan batik dan bisa belajar membatik di sana.
Selain
batik, Solo juga dikenal dengan wayang-nya. Ada wayang kulit, wayang orang, dan
wayang golek. Wayang kulit yang dibuat dengan proses yang rumit ini banyak
terpajang di rumah-rumah warga Solo sebagai identitas daerah tersebut. Hingga
kini, di antara berbagai kesenian modern yang ada, wayang masih sering digelar
pada acara-acara pernikahan atau acara khusus yang diselenggarakan oleh suatu
instansi.
Batik
dan wayang adalah dua di antara sekian banyak hasil seni dan budaya dari Solo.
Acara-acara ritual yang diadakan Keraton Surakarta setiap tahunnya juga
memperkaya warna-warni budaya Solo, seperti Kirab Malam 1 Suro dan Sekaten
beserta Grebeg Maulud-nya.
Banyak
Tempat-tempat yang Asyik Dikunjungi
Solo,
masih identik dengan Keraton Surakarta. Meskipun keraton itu sudah tak berkuasa
lagi di Solo, namun keberadaannya masih menunjukkan wibawa bagi masyarakat
Solo. Selain itu, bangunan-bangunan yang berada di dalam keraton juga menjadi
daya tarik bagi para wisatawan. Saya suka berjalan-jalan di lingkungan keraton,
karena di sana tempatnya luas, dan banyak hal menarik yang bisa dilihat.
Selain
Keraton Kasunanan Surakarta, di Solo juga masih ada lagi bangunan-bangunan kuno
dan bersejarah, seperti Pura Mangkunegaran, Museum Radya Pustaka, atau Pasar
Triwindu (pasar barang-barang antik). Di tempat-tempat tersebut, saya bisa
menikmati hasil seni dan budaya dari masa lalu di kota Solo.
Ada
lagi tempat yang asyik dikunjungi bila pagi hari. Kalau pagi hari enaknya jalan-jalan atau olahraga. Nah, saya
suka kalau mampir ke Stadion Manahan Solo. Stadion berkapasitas 35.000 orang
penonton ini ramai sekali kalau pagi, terutama Minggu pagi. Di sana kita bisa
jogging atau sekedar jalan-jalan mengitari
stadion, atau bisa juga memanfaatkan beberapa fasilitas stadion yang tersedia.
Setelah itu, kita bisa menikmati berbagai macam kuliner khas Solo sambil
lesehan. Memang banyak para pedagang yang berjualan di sekitar stadion
itu.
Bagi
Anda yang suka berbelanja, tentu tak mau pulang dari Solo dengan tangan hampa.
Ada Pasar Klewer yang menyediakan berbagai kebutuhan tekstil. Salah satu pasar
tekstil terbesar di Jawa ini juga merupakan tempat kunjungan wisata di Solo.
Karena, di sini Anda bisa memilih-milih berbagai pakaian batik sepuasnya.
Selain
Pasar Klewer, ada pula Pasar Gede. Di pasar tradisional ini Anda bisa
berbelanja berbagai perlengkapan rumah tangga hingga jajanan/oleh-oleh khas
Solo.
Nah,
jika Anda ingin berwisata alam, ada beberapa tujuan wisata yang bisa
dikunjungi. Seperti Taman Satwa Taru Jurug (kebun binatang), Tawangmangu
(daerah pegunungan dengan air terjunnya yang tinggi), atau Waduk
Gajahmungkur.
Masih
banyak tempat-tempat wisata yang belum sempat saya sebutkan di sini. Yang
pasti, kalau hanya sehari-dua hari di Solo, pasti belum cukup untuk mengunjungi
dan menikmati berbagai tempat wisata itu.
Kulinernya
Menggoda Selera
Kalau
pulang kampung, saya mengobati kerinduan dengan berburu beberapa kuliner khas
Solo. Kuliner khas Solo memang jarang dijumpai di kota lain, seperti tengkleng,
timlo, nasi liwet, atau gudeg Solo. Selain itu ada penganan ringan seperti
serabi, wajik, ampyang, ataupun intip.
Masakan
dan penganan-penganan itu mudah dijumpai di Pasar Gede atau pasar-pasar
tradisional lainnya, toko-toko penjual oleh-oleh khas Solo, ataupun bisa juga
didapatkan dari para tetangga yang memang berjualan berbagai kuliner tersebut.
Meski
kadang saya membuatnya sendiri di rumah, tetapi rasanya beda jika kita
membelinya di Solo, apalagi di tempat-tempat yang memang sudah kondang menjual
makanan-makanan tersebut. Seperti tengkleng di dekat Pasar Klewer, timlo di
Pasar Gede, ataupun serabi di Jalan Notosuman.
Oh,
ya, satu lagi, bila Anda ke Solo, tentu sudah siap dengan masyarakatnya yang
ramah, bahasanya yang halus, bahkan masih terkesan bersikap layaknya priyayi
(atau mungkin banyak berbasa-basi). Itu sudah merupakan pembawaan dari
sana-nya. Jadi jangan heran kalau kita bertanya jalan pada seseorang, lalu dia
tidak tahu, dia akan berusaha menanyakannya kepada orang lain dan beramah-tamah
dengan kita. Ya, seperti dia sudah kenal lama dengan kita.
Begitulah
kesan-kesan saya tentang kota Solo, sebagai kota kelahiran saya yang kini telah
jauh di mata. Solo memang ngangeni (membuat rindu). Kota seni dan budaya
yang telah mendunia itu sungguh menarik bagi saya.
SALAH
|
BENAR
|
Jalanan
di Solo kebanyakan tidak cukup luas, namun semua kendaraan berjalan lancar, tak ada macet.
|
Jalanan
di Solo kebanyakan tidak cukup luas, namun semua kendaraan berjalan lancar,
tidak ada macet.
|
Kalau
pagi hari enaknya jalan-jalan atau olahraga.
|
Jika pagi hari
enaknya jalan-jalan atau olahraga.
|
Di
sana kita bisa jogging atau sekedar jalan-jalan mengitari stadion
|
Di
sana kita bisa jogging atau sekedar jalan-jalan mengelilingi stadion
|
karena
bangunan-bangunan di kanan-kiri
jalan yang tertata rapi, terkadang penuh artistik atau bahkan bernilai
sejarah, menjadi hiburan tersendiri bagi para pengendara.
|
karena
bangunan-bangunan di kanan dan kiri jalan yang tertata rapi, terkadang penuh
artistik atau bahkan bernilai sejarah, menjadi hiburan tersendiri bagi para
pengendara.
|
Banyak
juga warung HIK yang menyuguhkan
sajian-sajian khasnya.
|
Banyak
juga warung HIK yang menyajikan sajian-sajian khasnya.
|
Tak
hanya para pedagang makanan yang melek di malam hari
|
Tak
hanya para pedagang makanan yang bergadang
di malam hari
|
Dari kecil, saya sudah sangat dekat dengan
batik, karena ibu saya adalah seorang pembatik.
|
Sejak
kecil, saya sudah sangat dekat dengan batik, karena ibu saya adalah seorang
pembatik.
|
Sumber
http://dekamuslim.blogspot.co.id/2013/11/solo-kota-seni-dan-budaya-yang-ngangeni.html